jurnal skripsi teknik sipil
ANALISIS KEKUATAN CEMENT TREATED
BASE (CTB) DENGAN BAHAN TAMBAH ZAT
ADITIF MENGGUNAKAN VARIASI KANDUNGAN TANAH DAN PASIR UNTUK LAPIS PONDASI
ATAS JALAN
Nurkolis
Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo,
Jln. K.H.
Ahmad Dahlan 3 Purworejo 5411.Telp./Faks. (0275) 321494
ABSTRAK
Nurkolis.’’Analisis
Kekuatan Cement
Treated Base (CTB dengan
Tambahan Zat Aditif Menggunakan
Variasi Kandungan Tanah Dan Pasir Untuk Lapis Pondasi Atas Jalan. Skripsi. Fakultas Teknik. Teknik
Sipil, Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2017.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat tekan CTB untuk lapis pondasi atas jalan menggunakan agregat campuran
yang sama dan variasi kandungan tanah dan pasir dengan bahan tambah zat aditif (Soil Stabilizer). Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode eksperimen. Dengan menentukan kadar air optimum dan komposisi campuran. Dalam penelitian ini kadar air optimum
di dapat dari trial pembuatan CTB dengan
prosentase kadar air yang digunakan adalah 4% 6%, 8%, 10% dari berat agregat.
Dari hasil pengujian kuat tekan CTB dapat
disimpulkan bahwa kadar air optimum untuk pembuatan CTB adalah 8% dari berat agregat dengan nilai kuat tekan rata-rata
85.877 kg/cm². Hasil nilai kuat tekan rata-rata CTB umur 7 hari dengan bahan tambah zat aditif pada prosentase
kandungan tanah 10%, pasir 30% = 56,406 kg/cm², kandungan tanah 20%,
pasir 25% = 53,680 kg/cm²,
kandungan tanah 30%, pasir 20 % = 42,909 kg/cm², kandungan tanah 40%,
pasir 15% = 31,443
kg/cm², dan kandungan tanah 50%, pasir 10% = 28,714 kg/cm², dari ke-5 hasil nilai
kuat tekan rata-rata CTB pada
prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30% dan kandungan tanah 20%, pasir
25% nilai kuat tekan rata-rata di atas
45 kg/cm2 sebagaimana yang disyaratkan, sehingga CTB pada prosentase kandungan tanah 10%,
pasir 30% dan kandungan tanah 20%, pasir 25% sesuai Spesifikasi Departemen
Pekerjaan Umum 2010 : DIVISI 5 – perkerasan berbutir dan beton semen dan dapat
digunakan sebagai lapis pondasi atas jalan.
Kata Kunci: Pondasi Jalan, Cement Treated Base
(CTB), Nilai Kuat Tekan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkerasan jalan adalah suatu bagian dari jalan yang
diperkeras dengan lapisan konstruksi tertentu yang memiliki ketebalan,
kekakuan, kekuatan dan kestabilan tertentu sehingga mampu mentransfer beban
lalu lintas yang melintas di atasnya ke lapisan tanah dasar.
Dalam Pembangunan jalan sering kali ditemui juga pekerjaan jalan yang mengalami kerusakan atau kehancuran sebelum masa pelayanan berakhir. Hal
ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : keadaan tanah dasar yang tidak stabil, beban lalu lintas yang sudah melewati kapasitas
perencanaan, serta iklim maupun cuaca yang mempengaruhi daerah tersebut. Perkerasan jalan diletakkan di atas tanah dasar, dengan demikian secara keseluruhan mutu dan daya tahan konstruksi perkerasan
tak lepas dari tanah dasar.
Kerusakan jalan yang disebabkan oleh tanah dasar yang
tidak stabil menyebabkan terganggunya kenyamanan pengguna jalan akibat
permukaan jalan yang tidak rata (bergelombang). Dengan keadaan tanah dasar yang
tidak memenuhi persyaratan maka Deformasi
atau penurunan yang tidak seimbang terjadi pada badan jalan tersebut.
Pada perkembangan infrastruktur, Ionic soil stabilizer merupakan bahan Additive yang dapat digunakan untuk
pembangunan jalan. Selain itu, Ionic soil stabilizer juga dapat
digunakan untuk memperkuat struktur tanah, mengisi pori-pori antar partikel
tanah, cepat mengering menjadi lapisan yang keras sehingga tanah menjadi padat
dan stabil sehingga menyebabkan daya dukung tanah meningkat.
1.2. Identifikasi Masalah
Memanfaatkan tanah yang ditambah zat aditif sebagai
agregat Cement Treated Base (CTB) untuk lapis pondasi atas jalan dan untuk mengurangi agregat kasar (kerikil) dan agregat halus (pasir).
1.3. Batasan Masalah
Agar
penelitian ini lebih mengarah pada latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan maka
diperlukan batasan-batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian,
batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Cement Treated Base (CTB) yang digunakan untuk lapis
pondasi atas jalan adalah Agregat kelas A.
2.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Sipil,
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
3.
Penambahan zat aditif menggunakan difa soil stabilizer.
4.
Tanah yang digunakan 1 (satu) jenis tanah.
5.
Uji tekan benda uji yang telah
ditambah zat aditif pada umur 7 hari. (DPU 2010 : DIVISI 5)
6.
Pada penelitian ini tidak membahas masalah ikatan kimia
atau reaksi kimia.
7.
Spesifikasi Cement
Treated Base (CTB) menggunakan
Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010.
1.4. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana menganalisis
nilai kuat tekan Cement Treated Base (CTB) sebagai lapis pondasi atas jalan dengan agregat campuran
yang sama dan variasi kandungan tanah dan pasir dengan bahan tambah zat aditif (Soil Stabilizer)?
1.5. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian untuk mengetahui
nilai kuat
tekan Cement Treated Base (CTB) untuk lapis pondasi jalan dengan agregat campuran
yang sama dan variasi kandungan tanah dan pasir dengan bahan tambah zat aditif
(Soil Stabilizer).
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai suatu masukkan dan bahan informasi bagi instansi terkait
maupun masyarakat yang merupakan bagian dari pengembangan teknologi pembanguan
jalan dan sebagai pengembangan ilmu dari peneliti khususnya dalam hal
pembangunan jalan.
BAB II
KAJIAN TEORI,
HIPOTESIS
2.1. Kajian
Teori
Pengertian Jalan Raya
Pengertian jalan raya adalah prasarana transpotasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap, dan pelengkapnya yang diperuntukan bagi lalu
lintas, yang berada diatas permukaan tanah, atau berada dibawah permukaan tanah
serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api dan jalan kabel (UU No. 38
tahun 2004 tentang jalan).
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima
beban lalu-lintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya terus ke tanah
dasar
Cara Uji Kepadatan Berat Untuk Tanah
Ruang lingkup
Cara uji ini dimaksudkan
untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah yang dipadatkan di
dalam sebuah cetakan berukuran tertentu dengan penumbuk 4,54 kg yang dijatuhkan
secara bebas dari ketinggian 457 mm. Cara uji ini mencakup ketentuan- ketentuan
mengenai peralatan, cara pengujian dan contoh uji, cara pengerjaan,
perhitungan, dan pelaporan (SNI, 1743-2008)
Cara pengujian
Ditetapkan 4 pilihan cara uji yaitu
cara A, cara B, cara C dan cara D, sebagai berikut.
Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB)
a.
Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement
Treated Base / CTB)
CTB (Cement Treated Base) adalah
campuran semen, air, serta agregat halus dan kasar yang melalui proses gradasi laboratorium.
Bahan bahan tersebut dicampur dengan alat pencampur (Mesin Molen) yang dapat menghasilkan campuran beton setengah basah
dengan kadar air minimum. Penggunaan CTB biasanya pada kostruksi perkerasan jalan sebagai lapisan konstruksi pondasi bawah (Sub Base) atau pondasi atas (Base Course). (DPU 2010
: DIVISI 5).
Agregat
Kasar (Kerikil)
Menurut
SNI-03-2847-2002,
agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil perpecahan alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm sampai 40 mm. Untuk menunjukan kekerasan atau
kehalusan butir agregat pada umumnya kerikil mempunyai modulus halus
butir 5-8 dan untuk berat jenis kerikil SSD
adalah 2,40-2,90. (PUBI-1982).
Jenis
pemeriksaan kerikil yaitu :
a. Pemeriksaan
MHB kerikil
b. Pemeriksaan Berat Jenis kerikil
Perbandingan
antara berat dan volume pasir tidak termasuk pori-pori antara butirannya
disebut berat jenis. Pemeriksaan berat jenis dan SSD krikil merupakan hal yang penting untuk mengetahui Kerikil
tersebut telah memenuhi syarat atau belum untuk bahan campuran adukan beton
(PUBI-1982).
Agregat
Halus (Pasir)
Agregat halus adalah pasir yang didapat dari pelapukan batuan secara alami atau pasir yang dihasilkan dari
pemecahan batu yang semua butirannya menembus ayakan dengan lubang 4,75 mm.
Agregat halus dalam beton berfungsi sebagai pengisi rongga-rongga antara
agregat kasar. Pasir yang digunakan
dalam bahan bangunan kandungan lumpur didalamnya tidak boleh lebih dari 5%.
Untuk MHB pasir halus adalah 2,20-2,60, pasir sedang 2,60-2,90, pasir kasar
2,90-3,20, syarat berat jenis pasir SSD
untuk bahan bangunan adalah 2,40-2,90. (PUBI-1982).
a. Pemeriksaan MHB pasir
Pemeriksaan Modulus Halus Butir
(MHB) sesuai pada tabel 4.
Semen
Portland
Semen portland tipe 1 (PPC) adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk-bubuk halus yang dihasilkan
dengan cara menghaluskan klinker yang terdiri dari silikat-silikat kalsium yang
bersifat hidrolis, dengan batu gips sebagai bahan tambahan. Fungsi utama semen adalah mengikat butir-butir agregat hingga membentuk
suatu massa padat yang akan mengisi rongga-rongga diantara butir-butir agregat.
Air
Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang diperlukan untuk bereaksi kimia dengan semen yang memungkinkan
untuk terjadinya pengikatan dan pengerasan dan menjadi pelumas antara
butir-butir agregat agar dapat mudah dikerjakan (Kardiyono, 1996). Reaksi air
dan semen akan menghasilkan pasta semen yang berfungsi sebagai pengikat antar
agregat.
Kuat Tekan
Beton
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda
uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh
mesin tekan.
Tanah Lempung
Tanah lempung merupakan tanah
dengan ukuran mikrokonis sampai dengan sub mikrokonis yang
berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun batuan. Tanah lempung
sangat keras dalam keadaan kering, bersifat plastis pada kadar air sedang,
sedangkan pada keadaan air yang lebih tinggi tanah lempung akan bersifat
lengket (kohesif) dan sangat lunak. (Terzaghi, 1987).
Soil Stabilizer
Stabilisasi tanah
dapat dilakukan secara fisik dan kimiawi. Stabilisasi secara fisik antara lain
dengan perbaikan gradasi tanah dengan menambahkan butiran tanah yang
dibutuhkan untuk mencapai gradasi yang baik dari keadaan sebelumnya.
Stabilisasi secara kimiawi antara lain dengan mempergunakan bitumen, kapur,
polymer dan bahan kimia lain.
2.2. HIPOTESIS
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, dan tujuan
penelitian maka hipotesis atau jawaban sementara dalam penelitian ini adalah
bahwa Soil Stabilizer dapat
meningkatkan nilai kuat tekan Cement Treated Base (CTB) yang mengandung tanah dan
pasir.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Metode
Penelitian
Penelitian ini diawali dengan studi
pustaka melalui literature-literatur yang ada di perpustakaan. Kemudian dilanjutkan
dengan penelitian yang dilaksanakan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut.
1.
Perizinan menggunakan Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah
Purworejo untuk penelitian.
2.
Persiapan bahan
3.
Pemeriksaan bahan material.
4. Perencanaan
Campuran
5. Penentuan Pemadatan
Benda uji silinder dimeter
15 cm dan
tinggi
30 cm dipadatkan dalam 5 lapis, masing-masing lapisan ditumbuk
sebanyak 145 tumbukan dengan berat alat penumbuk 4,5 kg dan tinggi jatuh 45 cm. (DPU 2010 : DIVISI 5)
6. Pembuatan Benda Uji
7. Pengujian kuat tekan yang dilakukan pada umur 7 hari.
8. Pengumpulan data hasil pengujian
Laboratorium.
9. Analisa dan kesimpulan.
3.2. Tempat Penelitian
Penelitian
dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Purworejo,
Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.
3.
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian dan
Pembahasan
Dari
tabel 6. hasil nilai kuat tekan rata-rata Cement Treated Base (CTB) dengan bahan tambah zat aditif (Soil Stabilizer) pada prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30% = 56,406 kg/cm², kandungan tanah
20%, pasir 25% = 53,680 kg/cm², kandungan tanah
30%, pasir 20 % = 42,909 kg/cm², kandungan tanah 40%, pasir 15% = 31,443 kg/cm², dan kamdungan tanah 50% pasir 10% = 28,714 kg/cm². Untuk mengetahui peningkatan nilai
kuat tekan CTB dengan zat aditif dan
tanpa zat aditif mengambil sampel pada
prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30% dan
kandungan tanah 20%, pasir 25% nilai kuat tekan
rata-rata diatas 45 kg/cm2 sebagaimana yang disyaratkan Departemen Pekerjaan Umum 2010 : DIVISI 5 sebagai
perbandingan peningkatan nilai kuat tekan CTB
dengan zat aditif dan nilai kuat tekan CTB
tanpa zat aditif. Perbandingan
nilai kuat tekan rata-rata Cement Treated Base (CTB) menggunakan zat
aditif dan tanpa zat aditif pada prosentase tanah 10%, pasir 30 % dan tanah
20%, pasir 25 % dengan kadar air optimum 8% mengalami peningkatan sebesar 33.162 % dan 73.902 %.
Dari grafik 3
dan 4 perbandingan
nilai
kuat tekan rata-rata Cement
Treated Base (CTB) pada umur
7 hari dengan zat aditif dan tanpa zat aditif pada prosentase tanah 10%, pasir 30 %
dan tanah 20%, pasir 25 %
dengan kadar air optimum 8% mengalami peningkatan sebesar 33.162 % dan 73.902 %. Hal
ini dipengaruhi oleh penambahan zat aditif (Soil
Stabilizer) pada pembuatan benda uji Cement Treated Base (CTB).
Hasil
pengujian kuat tekan Cement
Treated Base (CTB) pada
umur 7 hari dengan bahan matrial yang digunakan agregat kelas A, variasi
kandungan tanah 10
%, 20 %, 30 %, 40 %, 50 %, variasi penambahan pasir 30 %, 25 %, 20 %, 15 %, 10
%, dengan bahan tambah soil stabilizer diperoleh hasil
nilai kuat tekan rata-rata Cement
Treated Base (CTB) pada
prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30%
= 56,406 kg/cm², kandungan
tanah 20%,
pasir 25% = 53,680 kg/cm², kandungan
tanah 30%,
pasir 20 % = 42,909 kg/cm², kandungan
tanah 40%,
pasir 15% = 31,443 kg/cm², dan kandungan
tanah 50%
pasir 10% = 28,714 kg/cm².
Ke-5 hasil nilai kuat tekan rata-rata Cement Treated Base (CTB) pada
prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30% dan kandungan tanah
20% , pasir 25% nilai kuat
tekan rata-rata diatas 45 kg/cm2 sebagaimana
yang disyaratkan, sehingga Cement
Treated Base (CTB) pada prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30% dan kandungan tanah
20%, pasir 25% sesuai spesifikasi DPU 2010 : DIVISI 5 – perkerasan
berbutir dan beton semen dan dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas jalan.
Uraian
di atas menunjukkan bahwa semakin sedikit kandungan tanah dan semakin banyak
penambahan pasir pada Cement
Treated Base (CTB) maka nilai f”c mengalami
peningkatan. Semakin banyak tanah maka akan mempengaruhi daya lekat agregat
dengan semen sehingga kuat tekan Cement
Treated Base (CTB) akan berkurang.
BAB
V
PENUTUP
Simpulan
Dari studi penelitian serta analisa
yang telah dilakukan, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil antara lain :
a.
Zat aditif (soil stabilizer) mempengaruhi peningkatan nilai
f’c pada Cement Treated Base (CTB).
b.
Semakin sedikit prosentase
kandungan tanah pada Cement Treated Base (CTB) maka nilai f’c mengalami peningkatan.
c.
Semakin banyak prosentase penambahan kandungan pasir pada
Cement
Treated Base (CTB) maka nilai
f’c mengalami peningkatan.
d.
Cement Treated Base (CTB) pada prosentase kandungan tanah 10%, pasir 30%, dan kandungan tanah 20%, pasir 25% nilai kuat tekan rata-rata di atas 45 kg/cm2 sebagaimana yang disyaratkan (DPU 2010 : DIVISI 5) sehingga dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas jalan.
DAFTAR PUSTAKA
Alhadi, Aria. Tinjauan Kuat Tekan Beton Terhadap Aplikasi Bahan Aditif Plastiment Vz
Dengan Variasi Dosis 0,15%; 0,20%; 0,25% Dari Berat Semen.
Tugas Akhir:
Universitas Riau Kepulauan Batam.
DPU.
2010. Spesifikasi Umum 2010 revisi 3, (Devisi 5. Perkerasan Berbutir dan Perkerasan
Beton Semen).
Edwar,
Hermandan Jon,
2014. “Pengaruh Variasi Semen Terhadap Nilai CBR Base Perkerasan Lentur Tipe
Cement Treated Base (CTB)” Tugas Akhir: Institut Teknologi Padang.
Ir. Tjokrodimuljo, Kardiyono, M.E. 2009. “Teknologi Beton”. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Komili, Euis.
2012. “Solusi Stabilitas Tanah”.Yogyakarta:PT. Diva Mahakarya
Purba, Brian Rivaldo. Uji Kelayakan Agregat Dari Saoka Sorong
Barat Sebagai Material Lapis Pondasi Agregat Jalan Raya. Tugas Akhir Jurusan Teknik SipilUniversitas
Sam Ratulangi Manado.
SKBI – 2.3.26.
1987. “Petunjuk
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen”.
SNI, 03-6805, 2002.”Metode Pengujian untuk mengukur
nilai kuat tekan Beton pada umur awal dan memproyeksikan kekuatan pada umur
berikutnya”
SNI 1743 : 2008.
“Cara uji kepadatan berat untuk tanah”.
SNI
1974:2011. “Cara Uji
Kuat Tekan Beton Dengan Benda Uji Silinder”.
Suhardjo, Dradjat. 2008.
“Metode Penelitian Interdisipliner dan
Penulisan Laporan Karya Ilmiah”.Yogyakarta: Safiria Istana Press.
UMP. 2017. “Pedoman Penyusunan
Skripsi”. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Widiyatmoko, Hendro.
2011.”Analisis campuran Kapur Pada Tanah
Lempung Terhadap Sifat Fisis Tanah”. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik UMP, Purworejo.
Comments
Post a Comment