Materi Kuliah Struktur Bangunan
STRUKTUR BAWAH BANGUNAN GEDUNG (SUB-STRUCTURE)
Struktur Bawah (Sub
Structure) suatu bangunan gedung meliputi bagian-bagian bangunan yang berada
di bawah
lantai dasar (ground
floor), yang dapat berupa:
-
Fondasi
-
Basement
(Ruang Bawah Tanah) dan Fondasi di bawahnya.
Basement biasanya terdapat pada bangunan2 bertingkat dan sering digunakan sebagai tempat parkir, ruang mesin, gudang etc.
Bangunan bawah bertugas meneruskan semua beban bangunan di atasnya ke tanah di bawahnya dengan stabil dan aman.
Mengingat letaknya yg di dalam tanah, maka fondasi harus dibuat kuat,
aman, stabil, awet dan mampu mendukung beban bangunan, karena kerusakan pada fondasi akan sangat sulit untuk memperbaikinya.
Kerusakan fondasi akan diikuti oleh kerusakan pada bagian bangunan di atasnya. Misalnya jika fondasi pecah atau mengalami penurunan, maka kerusakan bagian bangunan di atasnya dapat berupa:
-
dinding retak-retak dan miring
-
lantai bergelombang dan pecah-pecah
-
rangka pintu & jendela bergeser, daun pintu & jendela sulit dibuka/tutup
-
sudut kemiringan tangga berubah, tangga retak2
-
penurunan bangunan, bangunan miring, bahkan keruntuhan sebagian
atau
seluruh bangunan.
Jenis, bentuk dan ukuran fondasi yang akan dipilih dipengaruhi oleh:
-
berat beban yang harus didukung
-
jenis tanah dan daya dukungnya, kedalaman tanah keras
-
bahan fondasi yang tersedia atau mudah didapat
-
alat kerja, teknologi, tenaga kerja yang tersedia
-
lokasi dan situasi proyek & pertimbangan biaya
Ditinjau dari segi fungsinya yg vital sebagai pendukung bangunan, perencanaan fondasi harus mengikuti rekomendasi dari hasil penyelidikan tanah (soil
investigation).
Tujuan penyelidikan tanah adalah untuk menentukan/mengetahui:
-
tipe dan kedalaman fondasi
-
kemampuan daya dukung tanah dasar
-
memperkirakan kemungkinan terjadinya settlement
-
kedalaman (level) air tanah
-
data tanah guna penghitungan tekanan tanah pada dinding (basement)
Sebagai dasar melakukan penyelidikan tanah diperlukan data bangunan:
-
Ukuran dan tinggi bangunan, kedalaman basement
-
Perkiraan letak kolom2
dan dinding2
struktural
-
Perkiraan beban kolom dan dinding tsb
-
Jenis struktur atas: simple
span, continuous, rigid frame, arch etc
Penelitian tanah dilakukan sesuai kepentingan dan urgensinya:
1. Penyelidikan tanah sederhana
2.
Penyelidikan tanah dengan sondir
3.
Dengan pengeboran
4. Dengan
penelitian laboratorium
1.
Penyelidikan tana
h sederhana:
Dibuat
sumur (galian) pemeriksaan (test
pit) dengan kedalaman 1 –1,5 m.
Tanah dasar
diperiksa, dinding sumur
diamati
lapisan2nya. Dapat juga dileng- kapi
dg pengujian penetrasi langsung.
Hasilnya
dibandingkan dengan sifat2
umum
dari tanah.
Hanya
untuk jenis fondasi langsung/dangkal.
2.
Penyelidikan tanah dengan sondir:
Hal ini
dimaksudkan untuk meneliti sifat2 mekanis
tanah. Dari penyelidikan ini dapat diketahui lapisan2 tanah
yang ada dan kekuatannya, tanpa harus membuat galian (testpit).
Alat sondir dapat digerakkan seca- ra
manual atau mekanis/elektris. Tergantung dari perkiraan beban yang akan didukung,
penyelidikan dapat dilakukan dengan
alat sondir ringan atau berat.
3.
Penyelidikan tanah dengan pengeboran (boring):
Untuk
mengetahui struktur tanah (jenis2 lapisan dan ketebalan masing2), perlu diambil contoh2 tanahtersebut dengan pengeboran pada beberapa titik di lokasi proyek. Selanjutnya sample tanah ini diselidiki/diteliti di laboratorium. Jenis penyeledikan dengan boring ini
biasanya dilakukan untuk fondasi bangunan dengan beban berat guna
mendapatkan data kekuatan tanah yang lebih baik.
4.
Penyelidikan tanah di laboratorium:
Dari hasil
pengeboran akan diperoleh contoh tanah yang terusik (disturb) maupun yg tak terusik (undisturb).Terhadap sample tanah ini
dilakukan berbagai pengujian di laboratorium, a.l.:
- analisa
butir
- berat
isi & berat jenis
- kadar
air
- kuat
desak bebas
- kohesivitas
- sudut
geser
- indeks
kompresi
- koefisien konsolidasi
Dari
hasil penyeledikan tanah tersebut selanjutnya dengan memperhatikan faktor2 lain yang menentukan pemilihan fondasi, ditetapkan jenis fondasi yang akan digunakan.
Tidak ada satu jenis fondasi yang cocok dan dapat digunakan untuk segala jenis dan bentuk bangunan. Setiap perencanaan struktur bangunan akan selalu
diikuti dengan penentuan jenis fondasinya. Hubungan antara struktur atas
dan fondasinya dapat berupa jepit atau sendi dan biasanya bersifat di antara
keduanya, yaitu jepit elastis. Untuk memudahkan perencanaan dan hitungan
struktur, boleh dianggap bahwa struktur atas dan fondasinya terpisah, sehingga masing-masing dapat dilakukan analisis hitungan secara terpisah.
Kekuatan fondasi ditentukan oleh:
-
kekuatan bahan fondasi itu sendiri
-
kekuatan tanah di bawahnya
Hal-hal yang sering dapat mengakibatkan kerusakan fondasi adalah:
-
adanya
perubahan fungsi bangunan, shg terjadi pembebanan yang
melebihi
kapasitas fondasi
- ketidakpastian sifat/lapisan tanah, kesalahan penafsiran kekuatan tanah
-
akar
pohon besar dapat merusak fondasi
-
kerusakan tanah akibat pendirian bangunan di dekatnya
bencana alam: banjir, tanah longsor, gempa
Faktor-faktor yang menentukan dalam pemilihan tipe fondasi a.l.:
-
fungsi bangunan
-
beban yang harus didukung
-
keadaan tanah dasar (daya dukung, jenis2 lapisan, etc.)
-
biaya pembuatan fondasi








Comments
Post a Comment