STRUKTUR BAWAH BANGUNAN GEDUNG (JENIS PONDASI)
STRUKTUR BAWAH BANGUNAN GEDUNG
JENIS PONDASI
Ditinjau dari kedalaman letaknya, fondasi dapat dibedakan menjadi:
1. Fondasi dangkal (shallow foundation)
atau fondasi langsung
2. Fondasi dalam (deep foundation) atau fondasi tidak langsung
1. FONDASI DANGKAL
Jenis
fondasi ini:
dasarnya (sisi bawahnya) terletak tidak terlalu dalam dari permukaan tanah asli,dapat dikerjakan dengan alat sederhana oleh tenaga manusia.
Berdasarkan bentuknya terdapat 4 macam fondasi dangkal:
- Fondasi
menerus (continuous
footing)
- Fondasi
setempat (individual
footing)
- Fondasi
gabungan (combined
footing)
- Fondasi
plat (mat
footing, raft footing)
Bentuk
fondasi dangkal lainnya:
- Fondasi cakar ayam ( Prof. Sedijatmo)
- Fondasi sarang laba-laba (Ir. Soetjipto)
1.1 FONDASI MENERUS
Fondasi
menerus dipasang di bawah seluruh panjang dinding bangunan dengan lebar dasar yang sama.
Fondasi ini dapat dipakai jika kedalaman tanah dasar yg baik/keras berada s/d k.l. 1,25 m dari permukaan
tanah asli.
Bahan: pasangan
batu kali, beton atau kombinasi beton dan pasangan batu kali.
Di atas fondasi menerus harus dipasang balok sloof sebagai perangkai kaki kolom. Beban dinding diratakan
lebih dahulu sepanjang balok sloof, kemudian dilimpahkan kepada fondasi menerus.
Contoh hitungan perancangan fondasi menerus pasangan batu kali:
Data beban:
Berat
dinding pasangan bata merah 1700 kg/m3 = 17 kN/m3
Berat
pasangan batu kali 2200 kg/m3 = 22 kN/m3
Berat
beton bertulang 2400 kg/m3 = 24 kN/m3
Data ukuran
bangunan:
Tebal
dinding pasangan bata merah ½ batu = 0,15 m
Tinggi
dinding = 3,0 m
Ukuran
sloof 150/200 = 0,15 x 0,2
Lebar
sisi atas fondasi psg. batu kali = 0,30 m
Kedalaman fondasi = 0,9 m
Data tanah:
Kuat
dukung tanah = 1,2 kg/cm2 dengan
angka aman (SF) = 3
Beban fondasi per 1 m’ :
Berat dinding = (3 –
0,2) . 0,15 . 17 = 7,14 kN
Berat sloof = 0,15
. 0,2 . 24 = 0,72 kN
Berat fondasi = ½ .
(0,3 + b). 0,9 . 22 = 9,9.(0,3 + b) kN
Jumlah = 9,9.b + 10,83 kN
Tegangan ijin tanah = kuat
dukung tanah dibagi faktor aman
= 1,2 / 3 kg/cm2 = 0,4 kg/cm2
= 40 kN/m2
Prinsip: tegangan
tanah yang terjadi di dasar fondasi < teg.
ijin tanah
Tegangan tanah di dasar fondasi = beban fondasi dibagi luas alas fondasi
=
(9,9.b + 10,83) / (1 . b) kN/m2
Jadi:
40
= (9,9.b + 10,83) / (1 . b) à b = 0,36 m à digunakan b = 0,5 m.
1.2 FONDASI SETEMPAT
Jika
kedalaman tanah dasar yang baik lebih dari 1,25 m dari muka tanah
asli, akan sangat mahal jika
digunakan fondasi menerus, karena tanah yang harus digali volumenya besar dan kebutuhan bahan untuk
fondasi makin besar pula.Untuk
menghemat biaya dapat digunakan fondasi setempat yang dipasang di bawah
kolom-kolom utama rangka bangunan. Beban bangunan dilimpahkan ke kolom2 tersebut yang kemudian
meneruskannya ke fondasi di bawahnya.
Dasar
fondasi setempat biasanya mempunyai kedalaman antara 1,5 – 4,0 m.
Bahan:
beton bertulang, pasangan batu kali, kombinasi.
a. FONDASI SETEMPAT – Bentuk2 Fondasi Setempat
b. FONDASI SETEMPAT – Posisi & Cara Pembuatan
c. FONDASI GABUNGAN
Jika
fondasi setempat dari kolom2 yang berdekatan terlalu besar sehingga saling bertabrakan, maka
fondasi2 setempat tersebut dapat digabung menjadi satu fondasi untuk kolom2 ybs.
d. FONDASI PLAT
Fondasi
plat berupa plat beton tebal kedap air yang kadang2 diperkuat dengan balok2 beton, berada di bawah
seluruh luas bangunan. Plat ini dapat dimanfaatkan sebagai lantai basement. Fondasi plat biasanya dirangkai
menjadi satu dengan dinding basement dengan sambungan kedap air.
2. FONDASI DALAM
Fondasi
dalam biasanya digunakan jika tanah keras berada pada keda-
laman
lebih dari 6 m dari muka tanah asli.
Terdapat
dua macam fondasi dalam:
1. Fondasi
Tiang Pancang (Drived
Pile)
2. Fondasi
Tiang Bor (Bored
Pile, In Situ Pile)
2.1 FONDASI TIANG
PANCANG
Bahan:
Kayu, Baja, Beton (Bertulang, Prategang).
Tiang dibuat dahulu di atas tanah, kemudian dimasukkan ke dalam tanah dengan mesin pancang. Proses
pemancangan dapat menimbulkan getaran yang keras dan dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan
tetangga. Jika lokasi proyek tidak memungkinkan, maka harus dipilih jenis fondasi lain, misal bored
pile.
Bagian atas tiang2 dirangkai menjadi satu dengan plat beton yang disebut kepala tiang (pur, poer,
pile cap).
Poer ini akan menjadi tumpuan kolom dan berfungsi untuk meneruskan beban kolom ke tiang2 di bawahnya.
2.2
FONDASI TIANG BOR
Mula2 dibuat
lubang dalam tanah dengan mesin bor, kemudian ke
dalamnya di tuang beton (jika perlu
sebelumnya dipasang baja tulangan)
Comments
Post a Comment